Friday, July 29, 2011

Sukses dan Bahagia

Jumat, 27 Juli kemarin, saya bertugas sebagai paduan suara di acara pelepasan FE UNPAR. Salah satu acaranya adalah sebuah seminar singkat yang siberikan oleh Bapak Bernardus (sayangnya saya lupa nama lengkapnya XD), alumni pascasarjana UNPAR. Topik seminar yang diutarakan berjudul “Succes or Happiness”, beginilah kira-kira isi seminarnya :

Manakah yang lebih dulu antara mencari kesuksesan baru mendapat kebahagian ? Atau mencari kebahagiaan dulu baru mendapat kesuksesan ? Kita pasti memiliki ambisi yang kuat dan cita-cita yang tinggi, tapi seringkali tujuan yang ingin kita capai itu salah, saya yakin pasti masih ada sebagian orang yang mengganggap kekayaan adalah sumber kebahagiaan. Pasti masih ada orang yang berpikiran bahwa di mana uang berada di situ kebahagiaan berada. Sehingga seringkali bagi mereka yang baru pertama kali terjun dalam dunia kerja dengan gaji yang besar dan memadai.

Tapi kenyataannya pekerjaan itu memaksa kita untuk bekerja non-stop, menjadi pesuruh, atau ‘babu’. Kita hanya tinggal mengikuti apa yang diperintahkan dan mengejar target dari perusahaan. Kerja ini sangat efisien dan menghasilkan banyak uang bagi perusahaan. Tapi di sisi lain pekerjaan seperti ini mematikan inovasi dan kreativitas yang ada pada pekerjanya. Pekerjaan yang monoton dan berulang-ulang ini sangat menjenuhkan dan orang merasa tidak bahagia. Ditambah lagi dengan target-target yang selalu ditetapkan perusahaan. Berbagai pikiran negatif bermunculan dan rasa takut akan kegagalan membuat kita mulai kehilangan pikiran positif.

Manusia memiliki berbagai identitas yang melekat pada dirinya mulai dari nama, alamat, tanggal lahir, hobi, makanan favorit, artis favorit, talenta. Semua identitas itu muncul karena bawaan dari lahir dan dari diri sendiri. Dan semuanya adalah sesuatu yang melekat pada diri kita dan menjadi sesuatu yang kita sukai. Banyak orang begitu menikmati berbagai ramalan bintang, karena horospok tersebut menampilkan hal-hal yang menarik tentang identitas kita, sifat yang baik, peruntungan, dsb. Saat melihat hal positif tersebut kita akan merasa senang dan bahagia. Begitu juga kita akan selalu berpikiran positif saat melihat makanan dan artis favorit kita. Hal ini semua karena ada kecocokan terhadap apa yang ada dalam pikiran kita dan apa yang kita rasakan.

 

Mahatma Gandhi pernah berkata :

"Happiness is when what you think, what you say, and what you do are in harmony."

Prof. Yohanes Surya berkata bahwa kebahagiaan didapat saat kita mengumpulkan energi positif dari segala hal di sekitar kita. Energi itu hanya bisa mengalir saat kita sendiri melihat segala sesuatu secara positif. Saat pikiran kita kosong, kita tidak takut akan berbagai aura negatif yang mungkin akan muncul saat kita berinteraksi dengan sekeliling kita. Dalam hal percintaan, saat kita benar-benar menyukai seseorang pasti kita akan berkorban banyak demi orang tersebut, karena orang itu memang menarik bagi kita. Kenapa kita bisa melakukannya ? Karena kita punya pikiran positif terhadap orang tersebut. Bahkan mungkin reaksi negatif dan penolakan yang kita terima akan tetap membuat kita bahagia. Banyak survei yang menyatakan bahwa mahasiswa yang merasa bahagia semasa kuliahnya akan memiliki pendapatan lebih banyak 15 tahun setelahnya.

Dalam dunia kerja kita mungkin memiliki pekerjaan yang bergaji besar tapi belum tentu cocok dengan tujuan hidup kita. Jangan takut untuk mengundurkan diri dan mencari pekerjaan lain. Saat kita menemukan pekerjaan yang sesuai dengan identitas kita, maka pikiran positif akan mengalir ke pekerjaan itu. Meskipun pekerjaan itu sederhana, tapi kita mengerjakannya dengan bahagia kita akan memperoleh sukses yang berujung pada kebahagiaan lebih lanjut. Dan antinya kita akan bisa belajar untuk berpikiran positif tidak hanya pada identitas kita tetapi pada segala hal. Buatlah tanda positif pada dahi kita yang dapat memancarkan aura positif bagi orang di sekitar kita.

No comments:

Post a Comment